Seorang mantan penasihat Departemen Pertahanan AS mengungkapkan bahwa Washington telah memberikan peringatan kepada Teheran dua jam sebelum serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dilaksanakan.
"Untuk memperjelas, Amerika Serikat telah memperingatkan Iran dua jam sebelum menyerang fasilitas nuklir mereka bahwa serangan akan dilakukan," ujar Kolonel (purn.) Douglas Macgregor di platform X.
Pada malam 13 Juni, Israel melaksanakan operasi militer ke Iran dengan tuduhan bahwa Teheran secara diam-diam menjalankan program nuklir militer.
Serangan udara dan infiltrasi kelompok sabotase menargetkan fasilitas nuklir, para jenderal dan ilmuwan nuklir terkemuka, serta pangkalan udara Iran.
Iran membantah tuduhan tersebut dan melakukan serangan balasan terhadap Israel. Kedua belah pihak saling menyerang selama 12 hari. AS sempat terlibat dengan melancarkan satu serangan ke fasilitas nuklir Iran pada malam 22 Juni.
Sebagai respons, Iran kemudian menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar pada malam 23 Juni. Iran menegaskan bahwa serangan tersebut tidak dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan.
Presiden AS Donald Trump kemudian menyatakan harapannya bahwa serangan Iran terhadap pangkalan militer itu hanyalah "pelampiasan" dan membuka jalan bagi perdamaian di Timur Tengah.
Dia juga mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang secara resmi mengakhiri perang selama 12 hari.