Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengakhiri gelaran Indonesia Sport Summit (ISS) 2025 dengan sebuah sesi yang memadukan inspirasi dan wawasan strategis. Menghadirkan Greysia Polii, duta besar olahraga Indonesia, dan Cellos Byon, salah satu pelaku usaha di bidang olahraga, Kemenpora ingin menunjukkan komitmen nyata dalam mengembangkan industri olahraga secara holistik.
Greysia Polii, dalam kapasitasnya sebagai representasi atlet nasional, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kemenpora menyelenggarakan forum yang melibatkan berbagai aspek industri. Ia berharap semakin banyak atlet yang tergerak untuk mempersiapkan masa pensiun dengan merintis usaha, dan memandang program-program Kemenpora dapat mendukung hal tersebut. "Dukungan untuk pengembangan diri atlet di luar lapangan sangat penting," ucap Polii.
Cellos Byon memberikan apresiasi serupa dari sisi pelaku usaha. Ia melihat forum seperti ISS adalah ruang yang sangat berharga untuk menjalin komunikasi langsung dengan regulator dan juga calon mitra dari kalangan atlet. Byon juga menyampaikan beberapa masukan terkait kemudahan berusaha dan perlindungan hak kekayaan intelektual bagi merek-merek olahraga lokal.
Kehadiran kedua tokoh ini dalam forum yang diselenggarakan Kemenpora memperlihatkan pendekatan baru dalam pembinaan olahraga. Pendekatan yang tidak lagi sentralistik dan hanya fokus pada pembinaan teknis atlet, tetapi juga membuka ruang seluas-luasnya bagi tumbuhnya ekosistem pendukung yang digerakkan oleh masyarakat dan swasta.
ISS 2025 sendiri merupakan bagian dari agenda strategis Kemenpora untuk mentransformasi olahraga menjadi sektor yang produktif secara ekonomi. Sesi penutup dengan Greysia Polii dan Cellos Byon menjadi simbol dari transformasi tersebut, di mana atlet dan pengusaha duduk bersama, berdiskusi setara, dan bersama-sama merancang masa depan.
Rangkaian forum yang telah berlangsung menghasilkan berbagai rekomendasi kebijakan. Insight langsung dari pelaku seperti Polii dan Byon menjadi bahan yang sangat berharga bagi Kemenpora dalam menyusun program dan regulasi ke depan yang lebih tepat sasaran, baik yang menyangkut pemberdayaan atlet purna maupun stimulasi bagi usaha mikro dan kecil di bidang olahraga.
Pasca penyelenggaraan ISS, pekerjaan rumah Kemenpora adalah memastikan semua diskusi dan gagasan tidak menguap. Tindak lanjut konkret, seperti program pendampingan bisnis untuk atlet atau forum temu bisnis rutin, perlu segera diwujudkan. Kolaborasi dengan kementerian/lembaga lain, seperti KemenkopUKM dan Kemenperin, juga akan semakin dibutuhkan.
Penutupan ISS 2025 yang diisi oleh Greysia Polii dan Cellos Byon menjadi penanda bahwa Kemenpora serius dalam memainkan peran sebagai integrator. Masa depan industri olahraga Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan akan dibangun dari sinergi utuh antara kebijakan pemerintah, prestasi atlet, dan inovasi dari dunia usaha. Semua pihak diajak untuk bergerak bersama mewujudkannya.