Bandung - Dalam menyongsong era mobilitas yang lebih cerdas dan berkelanjutan, PT Pindad (Persero) memastikan bahwa pabrik mobil nasional yang akan dibangun tidak ketinggalan zaman. Fasilitas produksi berkapasitas 500 ribu unit per tahun ini dirancang dengan prinsip fleksibilitas tinggi, mampu memproduksi kendaraan dengan berbagai jenis powertrain, termasuk kendaraan konvensional, hybrid, dan listrik baterai (Battery Electric Vehicle/BEV). Langkah ini menunjukkan visi jangka panjang Pindad untuk tidak sekadar menjadi pemain baru, tetapi menjadi pemain relevan di masa depan.
Komitmen pada teknologi terlihat dari pemilihan mitra dan desain pabrik. Pindad secara aktif menjajaki kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan di bidang elektrifikasi, teknologi baterai, dan sistem kendali kendaraan otonom (autonomous driving). Pabrik akan mengadopsi prinsip Industri 4.0 dengan utilisasi robotika, Internet of Things (IoT) untuk pemantauan produksi, dan sistem data analytics untuk menjaga kualitas dan efisiensi.
Fokus pada elektrifikasi sejalan dengan peta jalan pemerintah yang menargetkan percepatan penggunaan kendaraan listrik. Pindad berpotensi menjadi pionir produsen kendaraan listrik nasional dengan harga yang lebih terjangkau, mengingat posisinya sebagai BUMN yang mendapat dukungan penuh. Penguasaan teknologi baterai dan powertrain listrik juga akan menjadi aset strategis bangsa dalam mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
Selain elektrifikasi, fitur connected car atau kendaraan terhubung juga akan menjadi bagian dari pengembangan produk. Fitur-fitur seperti navigasi real-time berbasis data lokal, diagnosa kendaraan jarak jauh, dan integrasi dengan aplikasi smart city akan dikembangkan untuk memberikan pengalaman berkendara yang lebih aman, nyaman, dan terkoneksi. Hal ini menjawab tren konsumen, terutama generasi muda, yang menginginkan kendaraan sebagai perangkat teknologi yang terintegrasi dengan kehidupan digital mereka.
Pengembangan teknologi ini juga akan melibatkan talenta-talenta dalam negeri melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) yang diperkuat. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan startup teknologi lokal akan digalakkan untuk menciptakan solusi mobilitas yang kontekstual dan inovatif. Tujuannya adalah membangun kemampuan desain dan rekayasa yang mandiri, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pencipta teknologi otomotif.
Dengan mendasar pada teknologi masa depan, mobil nasional ini diharapkan tidak hanya kompetitif di pasar domestik, tetapi juga siap diekspor ke pasar global yang semakin ketat dalam standar emisi dan kelengkapan teknologi. Inovasi dalam mobilitas listrik dan terhubung dapat menjadi nilai jual unik yang membedakan produk Indonesia dengan produk negara lain.
Oleh karena itu, pabrik mobil nasional Pindad bukan sekadar proyek industri, melainkan sebuah investasi besar-besaran untuk membawa Indonesia masuk ke dalam gelanggang persaingan mobilitas masa depan. Target 500 ribu unit per tahun adalah skala yang dibutuhkan untuk membuat inovasi teknologi menjadi ekonomis dan berdampak luas. Kesuksesan dalam aspek teknologi ini akan menentukan posisi Indonesia dalam revolusi industri otomotif global yang sedang bergerak cepat ke arah elektrifikasi dan digitalisasi.