Para Ekonom Memperkirakan Bahwa Tekanan Inflasi Akan Berkurang Pada Bulan September 2024

Rabu, 18 September 2024

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(Gambar: ANTARA/Nirkomala/am)

Teuku Riefky, seorang ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), memperkirakan bahwa tekanan inflasi akan mulai mereda pada bulan September 2024, dengan inflasi yang diproyeksikan tetap berada dalam rentang target 1,5-3,5 persen. 

"Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk September 2024 menunjukkan angka yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2024," ungkap Riefky di Jakarta pada hari Rabu. 

Lebih lanjut, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang terjadi pada awal September diharapkan dapat membantu meredakan tekanan inflasi. Namun, diperkirakan bahwa tekanan inflasi masih akan ada pada komponen harga pangan yang bergejolak. 

Produksi beras diprediksi akan mengalami penurunan hingga Oktober 2024, sebagai respons terhadap dampak dari musim La Nina yang akan datang. 

Pada bulan Agustus 2024, inflasi umum tercatat sedikit menurun menjadi 2,12 persen year on year (yoy), turun dari 2,13 persen yoy pada bulan Juli 2024, yang merupakan tingkat terendah sejak Februari 2022, meskipun masih berada dalam rentang target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5 hingga 3,5 persen. 

“Penurunan yang tipis ini terutama disebabkan oleh faktor dari sisi penawaran, khususnya penurunan harga pangan bergejolak akibat musim panen tanaman hortikultura,” jelas Riefky.

Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan menjadi 3,39 persen yoy pada Agustus 2024, dibandingkan dengan 3,66 persen yoy pada Juli 2024, yang merupakan angka terendah sejak Juli 2023. Penurunan inflasi juga terlihat pada kelompok pengeluaran lainnya, seperti pendidikan yang tercatat 1,83 persen yoy pada Agustus 2024, turun dari 1,90 persen yoy pada Juli 2024.

“Penurunan pada kelompok pengeluaran ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya dampak dari tahun ajaran baru yang dimulai pada Juli 2024,” jelasnya.

Di sisi lain, inflasi inti pada Agustus 2024 mengalami sedikit kenaikan menjadi 2,02 persen yoy, naik dari 1,95 persen yoy pada Juli 2024. Secara bulanan, inflasi inti tercatat sebesar 0,20 persen month to month (mtm) pada Agustus 2024, meningkat secara moderat dari 0,18 persen mtm pada Juli 2024.

Faktor utama yang mendorong inflasi inti pada Agustus 2024 adalah harga kopi bubuk, emas perhiasan, dan biaya pendidikan. Inflasi ini dipengaruhi oleh terus meningkatnya harga komoditas global.

Harga kopi terus mengalami kenaikan, di mana kopi robusta telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, sementara kopi arabika juga naik ke level tertinggi dalam 2,5 bulan terakhir. Penurunan produksi dan peningkatan permintaan semakin memperburuk kondisi pasar kopi global.

Harga komoditas emas di pasar global mengalami kenaikan yang signifikan seiring dengan meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang diprediksi akan terjadi pada bulan September 2024. 

Di samping itu, inflasi inti juga terdorong oleh meningkatnya biaya pendidikan, yang umumnya dibayarkan pada bulan Juli dan Agustus.

(Nora Jane)

Baca Juga: Mengungkap Besaran Subsidi Demi Pertalite Rp 10.000 Per Liter
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.