IESR Optimis Bahwa Kunjungan Prabowo Ke China Akan Memperkuat Sinergi Dalam Pengembangan Ekonomi Hijau

, 10 November 2024

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia/YU/pri)

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Prabowo ke China merupakan peluang untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dalam mendorong pembangunan ekonomi hijau, aksi iklim, dan transisi energi di tengah situasi global yang tidak stabil.

Ia menekankan bahwa Indonesia seharusnya memanfaatkan kunjungan ini untuk memperkuat kolaborasi dengan China dalam mendukung transisi menuju energi rendah karbon, investasi hijau, alih teknologi, serta pengembangan industri teknologi energi bersih di tanah air.

“China telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk tenaga surya, angin, dan penyimpanan energi. Indonesia dapat menjalin kerja sama yang memungkinkan transfer teknologi yang mendukung inovasi dan efisiensi di sektor energi terbarukan, serta investasi dalam proyek-proyek energi bersih di Indonesia,” ujar Fabby dalam pernyataannya di Jakarta, pada hari Sabtu.

Dengan keunggulan dalam penguasaan teknologi dan kapasitas energi terbarukan terbesar di dunia, China dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam memperkuat kerja sama di tiga sektor, yaitu investasi infrastruktur energi terbarukan dan penyimpanan energi, manufaktur serta rantai pasok teknologi energi bersih, serta dekarbonisasi industri, termasuk pengolahan mineral rendah karbon.

IESR menegaskan bahwa transisi energi merupakan suatu keharusan, bukan sekadar pilihan, untuk mencapai kemandirian energi nasional, sambil mengurangi emisi dari sektor energi dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sinergi antara pengembangan energi terbarukan, investasi dalam proyek energi terbarukan, serta pengurangan emisi di sektor energi, akan berkontribusi pada pencapaian visi pertumbuhan ekonomi delapan persen di bawah kepemimpinan Prabowo.

Untuk meningkatkan jumlah investasi di sektor energi terbarukan, IESR mendorong pemerintah Prabowo agar menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi masuknya investasi energi terbarukan. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menetapkan target nasional yang jelas, diikuti dengan perbaikan dalam kerangka kebijakan dan regulasi, serta penyederhanaan proses perizinan dan penyesuaian tarif listrik agar investasi tersebut lebih menarik bagi lembaga keuangan.

Selain itu, Indonesia juga dapat menjajaki kemungkinan mendapatkan dukungan pendanaan lunak dari China untuk mendukung pelaksanaan rencana Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

"Dukungan dari Tiongkok terhadap JETP akan membuka peluang bagi China untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara berkembang yang memiliki agenda transisi energi. Di sisi lain, Indonesia, yang masih tergolong sebagai negara berkembang, dapat mempercepat pengembangan proyek energi terbarukan dengan adanya dukungan pendanaan yang memadai dari Tiongkok," tambah Fabby.

IESR berharap agar Presiden Prabowo dapat memanfaatkan kesempatan pertemuan dengan para pemimpin dan investor di China untuk menggalang dukungan dalam transisi energi yang adil. Transisi energi yang berkeadilan harus mengutamakan pembangunan yang inklusif dan merata, dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat lokal, lingkungan, dan perekonomian nasional.

Presiden Prabowo telah memulai perjalanan kenegaraan ke beberapa negara, termasuk China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris. Kepala Negara berangkat dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma di Jakarta pada hari Jumat sekitar pukul 10.25 WIB dengan menggunakan Pesawat RI.

Dalam kunjungannya ke China, Prabowo diundang secara resmi untuk bertemu dengan Presiden Republik Rakyat China, Xi Jinping, sebelum melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden. Di Amerika Serikat, Prabowo juga membuka peluang untuk bertemu dengan pemenang pemilihan presiden, Donald Trump.

Setelah menyelesaikan kunjungan di Amerika Serikat, Presiden Republik Indonesia akan melanjutkan lawatan ke dua konferensi tingkat tinggi, yaitu KTT APEC yang diadakan di Lima, Peru, dan KTT G20 di Brasil.

Setelah kunjungan di Brasil, Presiden dijadwalkan untuk melanjutkan lawatan dengan bertemu kepala negara lainnya, termasuk rencana pertemuan dengan Perdana Menteri Kerajaan Inggris, Keir Starmer.

(Nora Jane)

Baca Juga: Mengungkap Besaran Subsidi Demi Pertalite Rp 10.000 Per Liter
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.