Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer-Salimia, menyatakan komitmennya untuk memperkuat kerja sama di sektor pertanian dengan Indonesia, saat ia mengunjungi Kantor Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, di Kota Bogor, Jawa Barat, pada hari Selasa.
Dalam kunjungannya yang pertama ke Indonesia, Menteri Rezq menyampaikan bahwa pertemuan dengan jajaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia berjalan dengan sukses dan menjadi dasar awal untuk membangun jaringan kerja sama jangka panjang antara kedua negara.
"Perjanjian ini mencakup tiga poin utama, yaitu kerja sama dalam pelatihan, penelitian dan pengembangan, dukungan kemanusiaan berupa pengiriman bantuan pangan, serta penguatan di sektor kesehatan," ungkap Rezq.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini meliputi pertukaran pengalaman, transfer teknologi, dan fasilitasi produk pertanian antara kedua negara. Khususnya dalam kerja sama riset, pihaknya mendorong terjalinnya hubungan sistematis antara lembaga-lembaga penelitian pertanian di Palestina dan Indonesia.
"Kami meyakini bahwa pusat penelitian adalah fondasi dari pengembangan pertanian. Kami telah melihat beberapa pusat riset di Indonesia yang sangat maju, bahkan menggunakan teknologi terkini. Kami ingin membangun kolaborasi antara pusat riset kami dengan yang ada di sini," tambahnya.
Menteri Rezq juga menekankan tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian di Palestina akibat kerusakan lahan pertanian yang mencapai 80 persen sebagai dampak dari agresi zionis Israel. Ia menegaskan bahwa pembangunan kembali sektor pertanian hanya dapat dilakukan setelah konflik berakhir.
"Yang paling penting adalah menghentikan peperangan. Setelah itu, baru kami bisa merehabilitasi lahan, memperbaiki sistem irigasi, dan memulihkan produksi pertanian," ujarnya.
Kepala BRMP Kementerian Pertanian RI, Prof Fadjry Djufry, menyatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Pertanian RI dan Menteri Pertanian Palestina.
"Atas arahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, Indonesia telah mengirimkan bantuan sebanyak 10.000 ton beras ke Palestina. Hari ini kami juga menjalin kerja sama riset, khususnya yang berkaitan dengan teknologi pertanian," kata Fadjry.
Ia menambahkan bahwa Palestina memiliki keunggulan dalam manajemen air dan pemanfaatan teknologi pertanian di lahan kering. Ke depan, Indonesia dan Palestina juga akan saling mengirimkan peneliti untuk memperkuat kolaborasi riset.
"Besok kami juga akan meninjau langsung ke lapangan untuk melihat potensi kerja sama, khususnya di sektor pertanian padi," ujarnya.