Perdamaian Dalam Perang Dagang AS-China Mengorbankan, Terdapat Tetangga RI

Rabu, 14 Mei 2025

    Bagikan:
Penulis: Seraphine Claire
(AP/Susan Walsh/File Foto)

Perjanjian baru antara Amerika Serikat dan China untuk menghentikan sementara perang dagang di antara mereka telah menimbulkan dampak. "Perdamaian" yang dicapai keduanya memberikan tekanan pada pusat-pusat manufaktur seperti di Asia Tenggara dan Meksiko. Sebelumnya, Washington dan Beijing sepakat untuk menunda penerapan tarif bagi masing-masing negara selama 90 hari mulai Rabu (14/5/2025), setelah pertemuan di Jenewa, Swiss, pada akhir pekan. AS setuju untuk mengurangi tarifnya atas barang-barang dari China hingga 30%, sementara China akan menurunkan tarifnya sendiri hingga 10%, yang merupakan penurunan lebih dari 100 poin persentase. Hal ini memaksa Vietnam dan Thailand, serta Meksiko, untuk melakukan negosiasi yang lebih baik dengan AS agar tetap dapat memanfaatkan strategi "China Plus One" yang diterapkan oleh produsen global. Strategi China Plus One adalah pendekatan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan China untuk mengurangi ketergantungan pada pasar domestik dan memperluas operasi mereka ke negara-negara lain sebagai alternatif atau tambahan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Saat ini, tarif impor barang dari China ke AS lebih rendah dibandingkan tarif timbal balik yang diumumkan oleh Trump pada bulan April lalu untuk Vietnam (46%) dan Thailand (36%). Beberapa ahli berpendapat bahwa kesepakatan ini dapat menghentikan sebagian momentum yang mendorong perusahaan-perusahaan multinasional untuk lebih jauh mengalihkan rantai pasokan mereka ke luar China. "Aturan mainnya masih belum jelas," ungkap Diego Marroquin Bitar, seorang ahli perdagangan Amerika Utara yang juga berperan sebagai konsultan, seperti yang dikutip dari Reuters. "Saya percaya perusahaan-perusahaan hanya akan menunda investasi mereka selama mungkin." Pada masa jabatan pertamanya, Trump antara tahun 2017 hingga 2021, berusaha memanfaatkan tarif terhadap China untuk mendorong perusahaan-perusahaan merelokasi manufaktur mereka ke AS. Namun, upaya "reshoring" ke AS sebagian besar tidak terwujud.

Dampak dari kebijakan Trump membuat perusahaan seperti Apple mulai mencari alternatif, dengan menitikberatkan perhatian pada negara-negara yang menawarkan biaya tenaga kerja dan tarif yang lebih rendah. Negara-negara di Asia Tenggara menjadi salah satu penerima manfaat terbesar, sementara Meksiko juga diuntungkan di Amerika. Namun, jika perdamaian dalam perang dagang AS-China benar-benar terwujud, negara-negara tersebut mungkin akan kehilangan keunggulan komparatif mereka. Vietnam dan Thailand saat ini sedang bernegosiasi mengenai kesepakatan tarif dengan AS, sementara Meksiko, yang berhasil menghindari tarif timbal balik, juga berusaha untuk mengurangi bea masuk pada produk tertentu seperti mobil. "Melemahnya perdagangan AS-China memungkinkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya mempertimbangkan untuk mempercepat pemindahan produksi dari China kini dapat menunda rencana tersebut," ungkap Direktur Pusat Studi Amerika Universitas Fudan Shanghai, Wu Xinbo. "Mereka akan mempertahankan posisi mereka saat ini, menjadikan China sebagai pusat operasi utama, dan melakukan pengaturan parsial di negara-negara tetangga, tetapi sebagian besar operasi mereka akan tetap di China," tambahnya. Sun Chenghao, seorang peneliti di Pusat Keamanan dan Strategi Internasional Universitas Tsinghua, menyatakan bahwa ketidakpastian dalam kebijakan Trump sangat merugikan bagi perusahaan yang berusaha menentukan apakah dan sejauh mana mereka akan mengurangi ketergantungan pada China. Menurunnya ketegangan saat ini, menurutnya, tidak berarti bahwa perusahaan-perusahaan AS berani untuk terlibat dalam bisnis di China. "Semua orang masih menunggu kemungkinan tarif baru akan diberlakukan," ujarnya. Khusus untuk Vietnam, misalnya, investasi asing baru turun menjadi US$2,84 miliar pada bulan April, sekitar 30% dibandingkan bulan Maret. Data mengenai Thailand dan Meksiko belum tersedia.

(Seraphine Claire)

Baca Juga: Kajian Mendalam Jadi Dasar Penataan Simpang GDC Depok Dengan Dana Rp 4,5 M
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.