Dari Pelatihan Ke Implementasi: KemenDagri Ukur Dampak Peningkatan Kompetensi Digital ASN

Kamis, 04 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Seraphine Claire
KemenDagri menekankan pentingnya tahap pasca-pelatihan dengan sistem pemantauan dan evaluasi untuk mengukur dampak konkret peningkatan kompetensi digital terhadap kinerja organisasi dan kepuasan masyarakat.

Jakarta - Penyelesaian suatu program pelatihan bukanlah titik akhir. Kementerian Dalam Negeri (KemenDagri) menegaskan bahwa tahap krusial justru terletak pada implementasi dan pengukuran dampak setelah Aparatur Sipil Negara (ASN) menyelesaikan pelatihan peningkatan kompetensi digital. Pendekatan ini diambil untuk memastikan bahwa investasi yang besar pada pelatihan membuahkan hasil yang nyata dan terukur.

KemenDagri telah mengembangkan sistem pemantauan dan evaluasi (monev) yang sistematis untuk melacak penerapan ilmu yang didapat dari pelatihan. Sistem ini tidak hanya mengecek kehadiran, tetapi lebih pada bagaimana pengetahuan digital tersebut diimplementasikan dalam tugas sehari-hari, inovasi yang dihasilkan, serta peningkatan efisiensi kerja.

Indikator yang digunakan dalam pengukuran ini beragam dan objektif. Beberapa di antaranya adalah pengurangan waktu penyelesaian layanan, peningkatan akurasi data, penurunan komplain masyarakat, serta peningkatan indeks kepuasan masyarakat (IKM) untuk unit layanan tertentu. Data-data ini menjadi bukti konkret keberhasilan program.

Selain indikator kuantitatif, aspek kualitatif juga diperhatikan melalui survei mendalam dan focus group discussion (FGD) dengan atasan langsung dan rekan sejawat dari ASN yang telah dilatih. Tujuannya adalah untuk menangkap perubahan perilaku, pola pikir, dan kontribusi mereka dalam mendorong transformasi digital di unit kerjanya.

Hasil dari monev ini kemudian menjadi umpan balik (feedback) yang sangat berharga. Jika ditemukan bahwa materi tertentu kurang aplikatif atau ada hambatan dalam implementasi, KemenDagri dapat segera melakukan penyesuaian pada kurikulum pelatihan di masa mendatang. Dengan demikian, siklus pelatihan menjadi terus diperbaiki.

Tahap pengukuran dampak ini juga berfungsi sebagai bentuk akuntabilitas publik. KemenDagri dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa dana yang digunakan untuk pelatihan ASN memberikan nilai tambah yang jelas bagi perbaikan pelayanan.

Bahkan, sistem ini mendorong terjadinya kompetisi sehat antarsatuan kerja. Unit yang menunjukkan peningkatan kinerja signifikan pasca-pelatihan dapat dijadikan percontohan (role model) dan mendapatkan apresiasi, sehingga memotivasi unit lainnya.

Dengan fokus pada pengukuran dampak, KemenDagri mengirimkan pesan yang kuat bahwa peningkatan kompetensi digital ASN adalah program yang serius dan berorientasi pada hasil. Langkah ini memastikan bahwa transformasi digital birokrasi bukan sekadar proyek simbolis, tetapi perubahan substantif yang membawa manfaat nyata bagi bangsa dan negara.

(Seraphine Claire)

Baca Juga: Kajian Mendalam Jadi Dasar Penataan Simpang GDC Depok Dengan Dana Rp 4,5 M
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.