Kajian Mendalam Jadi Dasar Penataan Simpang GDC Depok Dengan Dana Rp 4,5 M

, 07 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Seraphine Claire
Penataan Simpang GDC senilai Rp 4,5 miliar bukan keputusan instan, melainkan hasil kajian teknis mendalam untuk memastikan efektivitasnya. (Foto: Istimewa)

Depok - Langkah Pemerintah Kota Depok mengucurkan anggaran Rp 4,5 miliar untuk menata Simpang Grand Depok City (GDC) dilandasi analisis yang komprehensif. Keputusan alokasi dana yang tidak kecil tersebut diambil setelah melalui serangkaian kajian mendalam, baik dari aspek teknis jalan, pola lalu lintas, hingga dampak sosial ekonominya.

Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Rudi Faisal, menjelaskan bahwa kajian awal melibatkan survei volume kendaraan, origin-destination study, dan analisis kecelakaan. Data-data tersebut kemudian diolah untuk menghasilkan desain penataan yang paling optimal. Pendekatan evidence-based ini diharapkan menghasilkan solusi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

Tim ahli dari perguruan tinggi dan konsultan independen turut dilibatkan dalam proses perencanaan. Mereka memberikan masukan mengenai desain geometri, jenis material yang cocok dengan beban lalu lintas tinggi, serta sistem drainase yang efektif. Dengan demikian, intervensi yang dilakukan bersifat ilmiah dan terukur.

Salah satu temuan kajian adalah bahwa kemacetan di simpang GDC bersifat multi-dimensional. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan juga bersifat multi-aspek, tidak hanya pelebaran jalan. Aspek seperti manajemen permintaan perjalanan dan integrasi dengan angkutan umum juga masuk dalam pertimbangan jangka panjang.

Berdasarkan kajian, proyek ini diprediksi akan mengurangi waktu tempuh rata-rata di simpang tersebut hingga 30-40% pasca revitalisasi. Angka ini menjadi justifikasi kuat bagi pengalokasian dana yang cukup besar. Manfaat ekonomis dari penghematan waktu dan bahan bakar juga telah diperhitungkan.

Proses kajian juga melibatkan diskusi terbatas dengan komunitas pengguna jalan dan perwakilan warga sekitar. Masukan dari masyarakat, seperti kebutuhan ruang pejalan kaki yang lebih aman, diakomodasi dalam desain akhir. Partisipasi publik dalam tahap perencanaan dianggap krusial untuk penerimaan sosial.

Dengan dasar kajian yang kuat, pemerintah kota yakin proyek ini akan memberikan nilai manfaat (benefit) yang jauh lebih besar dibandingkan nilai investasinya (cost). Keyakinan ini yang mendasari keberanian untuk mengalokasikan dana APBD dalam jumlah signifikan untuk satu titik simpang.

Ke depannya, model perencanaan berbasis kajian mendalam ini akan diterapkan pada proyek-proyek infrastruktur transportasi lainnya di Depok. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan dari kas daerah memiliki dampak riil dan terukur bagi peningkatan kualitas hidup warga kota.

(Seraphine Claire)

Baca Juga: Dari Malaysia Ke Bali: Alpha IVF Targetkan Pasien Indonesia Dengan Layanan Terpadu
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.