Sumatera – Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam melaksanakan program pemetaan infrastruktur yang rusak akibat banjir dan longsor di Sumatera. Ia mengajak pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, organisasi non-pemerintah, akademisi, serta komunitas masyarakat untuk terlibat aktif.
Menurut AHY, bencana skala besar seperti ini mustahil ditangani oleh satu pihak saja. Kekuatan kolektif diperlukan untuk menjangkau seluruh sudut wilayah terdampak dan menghimpun data selengkap mungkin dari sumber daya yang tersebar.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memfasilitasi tim surveyor dengan data administrasi dan teknis yang dimiliki. Sementara itu, organisasi masyarakat dapat berperan sebagai penghubung dan penyampai informasi kondisi riil di tingkat grassroots.
AHY juga membuka peluang bagi universitas-universitas di Sumatera untuk berkontribusi dengan mengerahkan tenaga ahli dan mahasiswa dari fakultas teknik, lingkungan, dan sosial. Kontribusi dunia akademik akan menambah kedalaman analisis dari data yang terkumpul.
Sebuah platform pelaporan partisipatif mungkin akan dikembangkan untuk memudahkan masyarakat melaporkan kerusakan infrastruktur di sekitarnya. Teknologi informasi dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempercepat dan memperluas cakupan pemetaan.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, AHY yakin bahwa proses rehabilitasi nantinya akan lebih inklusif dan diterima oleh semua kalangan. Rasa kepemilikan bersama terhadap program pemulihan akan tumbuh, yang pada akhirnya mendukung keberlanjutan program.
Pertemuan-pertemuan koordinasi akan secara rutin diselenggarakan untuk memastikan semua pihak berada dalam koridor yang sama dan informasi mengalir dengan lancar. Transparansi dalam setiap tahapan menjadi prinsip yang tidak boleh ditinggalkan.
Dengan semangat gotong royong, AHY optimis bahwa pemetaan infrastruktur rusak di Sumatera dapat diselesaikan dengan baik, menjadi langkah awal yang solid bagi kebangkitan Sumatera pasca bencana banjir dan tanah longsor.