YouTube/Kementerian Keuangan

Mendagri Marah Ekonomi Papua Tengah Terpuruk 25%, Mempertanyakan Gubernur!

Senin, 26 Mei 2025

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian merasa heran karena pertumbuhan ekonomi Papua Tengah menjadi yang terburuk di Indonesia pada kuartal I-2025. Meskipun demikian, pendapatan asli daerahnya merupakan yang tercepat terkumpul di seluruh Indonesia hingga posisi Mei 2025.

Pertumbuhan ekonomi di daerah yang menjadi lokasi tambang PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, bahkan mengalami kontraksi atau minus 25,53% pada kuartal I-2025, menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terburuk di Indonesia.

"Yang lebih menyedihkan dan menjadi pertanyaan besar kita adalah minus 25,93%, padahal pendapatannya paling tinggi," ujar Tito saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, pada hari Senin (26/5/2025).

Tito menjelaskan bahwa total realisasi penerimaan asli daerah Papua Tengah per Mei telah mencapai 48,71%. Namun, belanja daerahnya menjadi yang terburuk di antara 38 provinsi di Indonesia, dengan realisasi hanya sebesar 9,11%. Kondisi ini, menurut Tito, menunjukkan bahwa uang daerah Papua Tengah hanya tersimpan di bank dan tidak dibelanjakan oleh kepala daerah untuk mendorong ekonomi masyarakat.

"Angka pendapatannya adalah 48,71%, yang merupakan yang tertinggi, hampir 50% hingga Mei ini dari target pendapatan APBD, tetapi belanjanya baru 9%, yang berarti uangnya disimpan di bank," jelas Tito.

Oleh karena itu, ia meminta Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa untuk segera membelanjakan uang daerahnya untuk pembangunan. Tanpa belanja daerah, ia memastikan bahwa ekonomi tidak akan bergerak dan tidak akan mencapai pertumbuhan yang tinggi.

"Ini saya minta kepada Pak Gubernur, saya tahu beliau adalah orang yang pintar, Pak Meki, mantan Bupati Paniai, mantan pilot, dan pernah sekolah di luar negeri. Ini adalah tugas Pak Meki, bekerja keras untuk mendorong belanjanya agar tidak hanya 9%, ini sudah bulan Mei," tegas Tito.

Selain Papua Tengah, Tito juga menyinggung daerah lain yang ekonominya jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 yang hanya sebesar 4,87%. Daerah tersebut adalah daerah yang pertumbuhannya di bawah 4%, seperti Papua 3,91%, Papua Pegunungan 3,02%, dan Nusa Tenggara Barat minus 1,47%.

"Hingga saat ini, saya belum memahami mengapa NTB menunjukkan angka minus 1,47%, padahal hanya terdiri dari dua pulau utama. Mohon maaf, Pak Gubernur, Pak Lalu Muhamad Iqbal, mantan duta besar di Turki, tolong selidiki penyebab terjadinya angka minus ini. Mungkin juga perlu berkoordinasi dengan BPS NTB untuk mengetahui alasan di baliknya," ujar Tito.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.