Indonesia Ungguli Myanmar Dan Thailand Di Ajang Atletik SEA Games

Senin, 15 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Callysta Annisa
Indonesia menunjukkan keunggulan atas pesaing tradisional seperti Myanmar dan Thailand dengan meraih empat emas atletik, sementara negara-negara tersebut hanya meraih perak dan perunggu. (foto:Herry/kemenpora.go.id)

Bangkok - Cabang atletik menjadi medan pertempuran sengit antara negara-negara ASEAN dalam SEA Games 2025 Thailand. Indonesia berhasil keluar sebagai pemenang dengan meraih empat medali emas, mengungguli pesaing tradisional seperti Myanmar dan Thailand. Prestasi ini menegaskan posisi Indonesia sebagai kekuatan atletik terdepan di kawasan Asia Tenggara. Keempat emas tersebut diraih dari nomor jalan cepat 20 km putra/putri dan marathon putra/putri.

Pada nomor jalan cepat 20 kilometer putri, Violine Intan Puspita berhasil mengalahkan atlet Myanmar, Zen My Htet, yang harus puas dengan medali perak. Atlet Thailand, Tangsrivong Kotchapon, hanya mampu meraih perunggu di nomor ini. Kemenangan Violine ini menjadi bukti bahwa Indonesia unggul atas kedua negara pesaing tersebut.

Di nomor jalan cepat 20 kilometer putra, Hendro juga tampil perkasa dengan mengalahkan perwakilan Myanmar dan Vietnam. Thailand bahkan tidak masuk dalam peringkat tiga besar di nomor ini, menunjukkan kelemahan tuan rumah di cabang tertentu. Prestasi Hendro semakin memperlebar jarak perolehan medali antara Indonesia dengan negara-negara pesaing.

Baca Juga: Hari-H Pertandingan: Fokus Pada Kelas-Kelas Unggulan Taekwondo Indonesia Di SEA Games 2025

Dominasi Indonesia semakin lengkap dengan kemenangan di nomor marathon putra dan putri. Robi Syianturi dan Odekta Elvina Naibaho berhasil mengamankan emas, sementara negara-negara lain harus puas dengan medali perak dan perunggu. Prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia unggul tidak hanya di nomor jalan cepat, tetapi juga di nomor ketahanan fisik.

Setelah meraih kemenangan, Violine mengungkapkan kebanggaannya bisa menyumbangkan emas pertama untuk Indonesia. Ia mengakui bahwa persaingan dengan atlet Myanmar dan Thailand cukup ketat. Namun, dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, Violine berhasil keluar sebagai pemenang.

Hendro juga menyadari bahwa persaingan di ASEAN semakin ketat dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, pengalaman dan kualitas dirinya mampu mengatasi tekanan dari atlet negara lain. Emas keenamnya di SEA Games menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi yang terbaik di cabang jalan cepat.

Keunggulan Indonesia atas Myanmar dan Thailand di cabang atletik memiliki makna strategis. Prestasi ini tidak hanya tentang perolehan medali, tetapi juga tentang kebanggaan nasional dan pengakuan regional. Dominasi di cabang olahraga dasar seperti atletik menunjukkan kualitas pembinaan olahraga suatu negara.

Prestasi empat emas atletik di SEA Games 2025 harus menjadi momentum untuk mempertahankan dominasi regional. Indonesia perlu terus meningkatkan kualitas atlet dan program pembinaan agar tetap unggul atas negara-negara pesaing. Dengan demikian, Indonesia dapat konsisten menjadi yang terbaik di ajang olahraga se-Asia Tenggara.

(Callysta Annisa)

    Bagikan:
komentar